Intel dan Nvidia Bergabung Meminta Dukungan Pemerintahan AS di Bidang Artificial Intelligence
Intel dan Nvidia akhirnya berada dalam kondisi yang sama setelah minggu lalu kedua perusahaan tersebut bertahan dari rencana dan intervensi pemerintahan Amerika Serikat di bidang Artificial Intelligence (AI). Sewajarnya kedua perusahaan raksasa tersebut memiliki keinginan yang sama untuk mendorong pemerintahan AS mengadopsi kebijakan dan pengambilan keputusan yang akan mendorong pengembangan teknologi AI.
Hal tersebut hanyalah bagian pertama dari tiga bagian yang direncanakan untuk mendengarkan professional industri di bidang AI. Maksud dari hal tersebut adalah: menginformasikan pemerintahan federal untuk memformulasikan kebijakan publik mengenai teknologi AI dengan taruhan: memastikan AS sebagai pemimpin di dunia AI. Dewan kongres Texas, Will Hurd yang maju menyampaikan testimoni dalam jejak pendapat tersebut mengatakan bahwa “dominasi di bidang artificial intelligence adalah langkah yang pasti hadir di bidang geopolitik dan ekonomi.” Pengaruh AI pada inefisiensi sistem umumnya seperti transportasi, akuntansi, kesehatan, keamanan siber, dan sistem pertahanan diberitahukan satu-satu oleh juru bicara Nvidia dan Intel yang berkata bahwa dengan dihadirkannya Ai, dapat menambah potensial 8 triliun dollar kepada ekonomi AS di tahun 2035.
Pendekatan tersebut, menurut Ian Buck selaku Vice President dan General Manager Nvidia Tesla Data Center Business, seharusnya berfokus pada tiga are kunci: investasi pemerintah di bidang riset dan pengembangan AI; implementasi seutuhnya dari sistem AI hingga tingkat federal; dan bahwa pemerintahan federal akan memberikan perusahaan akses kepada beberapa data yang penting untuk digunakan oleh sistem AI
Sedangkan, Intel melalui Amir Khosrowshasi selaku Vice President dan Chief Technology Officer di bidang Intel Artificial Intelligence Product Group mengambil langkah yang berbeda. Ia juga menyentuh hal mengenai data yang dikendalikan oleh pemerintah adalah hal yang penting untuk pengembangan AI dan juga turut menyentuh mengenai permasalahan intervensi AI. Alasan Khosrowshasi: data yang diambil dari pembayar pajak harusnya dikategorikan sebagai sumber daya publik dan harus disajikan kepada siapa saja yang ingin menggunakannya untuk mengembangkan model deep learning.
Khosrowshasi juga menyentuh masalah pendanaan pengembangan AI melalui program edukasi; perhatian khusus pada kepastian pekerja yang akan digantikan oleh robotik yang menjadi pekerja dengan AI; serta satu permasalahan penting mengenai transparansi AI. Seperti yang dikatakan sebelumnya, pengembangan AI akan dilakukan dengan tingkat rahasia tinggi yang merupakan black box di dalam black box pengembangan dan rahasia korporat. Transparansi pada coding AI, dan prasyarat untuk peluncurannya harus jadi hal paling serius pada investasi AI, Seperti yang Khosrowshasi katakan, “… pemerintah seharusnya mempertimbangkan penggunaan AI yang membutuhkan algoritma untuk menangkal potensi diskriminasi dan hal buruk pada individual.”