KECERDASAN BUATAN, HARUSKAH DITAKUTKAN?


Kecelakaan yang melibatkan mobil tanpa-awak Uber menimbulkan ketakutan baru menyoal kecerdasan buatan. Banyak orang yang menyangka jika kecerdasan buatan semakin berkembang, bukan tidak mungkin satu hari nanti dunia akan dikuasai oleh kecerdasan buatan itu sendiri, melampaui manusia.

Ada kemajuan luar biasa dalam hal AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan, hanya dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan ini meliputi peningkatan kinerja prosesor secara signifikan yang mengadopsi sistem saraf tiruan manusia. Pengembangan software juga turut diselaraskan untuk mengimbangi kecerdasan buatan berupa saraf komputer ini. Kecerdasan buatan mendapat seluruh pengetahuannya dari internet langsung dan tentu tak terbatas. Kita bahkan bisa mengajari sebuah kecerdasan buatan hanya dalam hitungan detik untuk menangkap informasi yang kita berikan. Apakah hal ini patut ditakutkan?

Seperti dilansir dari technewsworld.com, pertama kita harus mengerti jika kecerdasan buatan hanya bisa melakukan hal dan fungsi tertentu yang diperintahkan saja. Kecerdasan buatan tidak akan pernah bergerak diluar program yang dia belum menguasainya. Sebagai contoh, sebuah kecerdasan buatan di mobil tidak akan bisa mempunyai kemauan untuk pergi ke suatu tempat dengan sendirinya tanpa perintah GPS dari program yang kita jalankan. Mereka juga tentu tidak memiliki perasaan dan juga emosi. semua hal yang mereka lakukan hanya berdasarkan teknis pemrograman yang sudah diatur dan disimpan dalam server pusat.

Kecerdasan buatan belajar dari pengalaman seperti halnya manusia 

Akibatnya, interaksi publik dengan kecerdasaan buatan akan menjadi sangat terbatas pada layanan terkait cloud seperti browser Web, speaker pintar, ponsel pintar atau bahkan mobil. Pelatihan lanjutan masih dibutuhkan guna menyeimbangkan interaksi antara kecerdasan buatan dengan manusia. Tentu prosesor lebih canggih seperti program komputasi neuromorfik (komputasi mirip sistem kerja otak manusia) dibutuhkan dan program ini masih berada dalam tahap pengembangan.

Kecerdasan buatan, persis seperti namanya – kemampuan untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan – yang berarti bahwa mereka belajar dari waktu ke waktu dan, yang lebih penting, belajar dengan data tambahan yang di input oleh pengguna. Semakin banyak data yang digunakan sistem untuk pelatihan dalam bentuk file atau bahkan sensor hidup, semakin akurat mereka dalam melakukan tugas tertentu.

Namun, sebagai bentuk kecerdasan, mereka tidak akan pernah menjadi sempurna. Sama seperti manusia belajar melalui informasi dan interaksi baru, begitu juga mesin. Pengendara remaja baru mungkin terkejut ketika pertama kali mereka mengendarai motor di jalanan, tetapi mereka belajar dari pengalaman dan menjadi lebih baik seiring waktu. Begitu juga sistem berbasis kecerdasan buatan.

Artikel Terkait: