Dituding Monopoli! Samsung, Micron, dan SK Hynix Terancam Denda Rp. 112 Triliun
Biro anti-monopoli Tiongkok yang berada di bawah Kementerian Perdagangan pernah mengunjungi Samsung Electronics, Micron Technology, dan SK Hynix tahun lalu untuk mengemukakan permasalahan mengenai tingginya harga DRAM. Sayangnya, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil karena harga DRAM terus meroket pada kuartal pertama tahun ini. Habis sudah kesabaran mereka, regulator antitrust Tiongkok akhirnya melayangkan investigasi kepada Samsung, Micron dan Hynix mengingat mereka bertiga merupakan produsen yang menghasilkan 90% DRAM secara global. Ketiga vendor DRAM tersebut akan bekerja sama dengan otoritas Tiongkok untuk mengkuak permasalahan harga tersebut. Jika ditemukan bersalah, mereka akan menghadapi denda yang besarnya berkisar Rp. 11,2 triliun hingga Rp. 112 triliun. Perkiraan harga tersebut diambil dari besarnya penjualan DRAM di Tiongkok dari tahun 2016 hingga 2017.
Percaya atau tidak, Samsung, SK Hynix, dan Micron punya sejarah panjang dalam bekerja sama menetapkan harga DRAM. Trio DRAM tersebut beserta Infineon dan Elpida Memory berkonspirasi menetapkan harga DRAM di Amerika Serikat pada April 1999 hingga Juni 2002. Infineon dinyatakan bersalah di tahun 2004 dan didenda sebesar $160 juta. Hynix menyusul dan membayarkan denda sebesar $185 juta, Elpida berhasil lolos dengan denda $84 juta, sedangkan Samsung menjadi pihak yang membayar denda terbesar, yaitu $300 juta. Hal tersebut membuat Infineon menutup perusahaan sesaat setelah membayar denda, sedangkan Micron kemudian mengakuisisi Elpida. Tiongkok sendiri berusaha untuk mampu menyokong diri sendiri di bidang IC dengan mendukung manufaktur lokal seperti Yangtze Memory Technologies (YMTC).