Main Virtual Reality Tanpa Controller, Awal dari Full Dive Reality?
Virtual Reality atau biasa disebut VR merupakan perangkat yang berusaha menyimulasikan setiap gerakan manusia sehingga memberikan kesan bahwa pemain berada di dalam dunia Virtual. Perangkat VR sendiri belum bisa dimiliki banyak orang, selain harganya yang relatif tinggi, spesifikasi yang dituntut untuk menjalankan VR dengan lancar juga tergolong tinggi.
VR sendiri secara sederhana terdiri atas Headset, Controller, dan Base Station. Headset sebagai “jendela”, Controller sendiri sebagai alat yang berusaha untuk menggantikan fungsi tangan, dan Base Station untuk mendeteksi posisi hedset dan controller. Sehingga pergerakan kita digantikan oleh posisi kita relatif terhadap ruangan yang ukurannya terbatas ataupun panjang kabel itu sendiri.
Tapi hal ini berubah dengan dimunculkannya ke publik prototype dari Neurable yang berusaha menggunakan Otak kita sebagai pengganti controller. Pada game yang ditunjukkan berjudul Awakening, pemain menggunakan pikirannya untuk keluar dari sebuah laboratorium sehingga pemain serasa memiliki kekuatan telekinetis.
Namun perusahaan tersebut memiliki ambisi yang lebih besar. Dengan menggunkan kekuatan pikiran sebagai controller, hal tersebut tentu menjadi hal yang besar untuk kemajuan VR. Jika dijalankan dengan benar, hal tersebut akan mengurangi kurva belajar (karena pemain hanya perlu memikirkan gerakan yang diperlukan) dan memungkinkan input gerakan yang sulit dilakukan dengan menggunakan kontroller konvensional.
Mungkin ini adalah salah satu langkah di dunia VR menuju Full Dive Reality dimana pemain dapat dengan pikirannya saja menjelajahi dunia virtual dari atas tempat tidurnya. Perkembangan teknologi ini tentu menjadi sangat menarik untuk disimak lebih lanjut. Semoga saja tidak ada insiden orang meninggal saat menggunakan VR ini. *cough* SAO *cough*