NiceHash Terbobol, Lebih dari 4.700 BTC Lenyap Tanpa Terlacak


Peretasan website mungkin sudah adalah hal yang biasa terjadi sekarang, tapi menjadi tidak biasa saat ada kerugian material (atau mungkin kerugian digital dalam kasus ini). NiceHash selaku pool dari cryptocurrency telah memastikan mereka telah diretas sehingga dompet para pengguna kosong. Perampokan ini sendiri bernilai lebih dari Rp. 1 Triliun (Kurs 1 BTC = 220.000.000 IDR) dalam bentuk 4.736,4281 BTC menuju dompet pihak yang tidak diketahui. Sebuah transaksi tunggal bernilai 4.655,25349748 BTC terjadi dalam satu transaksi.

NiceHash BitCoin BTC

Ironi memang, BitCoin sejatinya diterima karena memiliki sifat annonymous, yang berarti setiap transaksi akan tidak bisa dilacak siapakah pemberi dan penerimanya. Dalam kasus ini, pemberinya sudah jelas adalah NiceHash, tapi karena bersifat annoymous pihak penerima sampai pada tahap ini tidak diketahui batang hidungnya. Di tambah tidak ada badan yang menjamin “tabungan” dalam BitCoin, sehingga BitCoin pengguna yang hilang akan tetap hilang dan nyaris mustahil untuk dikembalikan. Bayangkan jika hal ini terjadi pada bank di Indonesia, Bank Indonesia beserta Otoritas Jasa Keuangan tentu akan dapat memberikan jaminan simpanan terhadap nasabahnya.

NiceHash sendiri mengingatkan pengguna mereka untuk mengubah password dan sebagai tambahan mereka bersumpah untuk mengkaji ulang serta meningkatkan keamanan mereka. Tapi tentu nasi sudah menjadi bubur, apa yang sudah terjadi tidak bisa dikembalikan lagi.

Ini tentu jadi peringatan bagi banyak pihak, utamanya pastinya keamanan. Definisi keamanan di sini sangat luas, jika memang tujuan keamanan adalah tidak diketahui siapa penerima dan pengirimnya, tentu kejadian ini memastikan keamanan transaksi tercapai. Tapi keamanan dalam melindungi hak pemilik yang jadi pertanyaan, penulis tidak yakin pihak NiceHash memiliki keamanan komputer setingkat bank sentral sebuah negara. Kalau hal ini terjadi sekali, tentu akan ada yang kedua kali.

Artikel Terkait: