Studi: Gejala dan Akibat Kecanduan Gadget ? Kamu Salah Satunya ?

Studi: Gejala dan Akibat Kecanduan Gadget ? Kamu Salah Satunya ?

Kecanduan akan gadget dan akibatnya nampaknya semakin terasa di era sekarang dan kita harus mulai memahami hal ini, untuk menghindari masalah yang lebih besar di masa depan.

Teknologi dan sains telah berkembang sangat pesat selama berabad-abad. Teknologi telah membuat alat elektronik yang membuat kehidupan kita semakin nyaman dan portabel dibandingkan dengan sebelumnya.

Ketika komputer pertama diciptakan pada tahun 1943, benda ini begitu besar sehingga tidak ada yang bisa membawanya sebagai komputer pribadi. Dan hari ini, membawa ponsel pintar di saku kita adalah salah satu hal yang paling umum,

Seiring dengan ini, sejumlah gadget juga mengelilingi kita dalam kehidupan kita sehari-hari, dan hanya beberapa orang yang dapat hidup tanpa gadgetnya. Namun, di mana ada banyak manfaat dari teknologi canggih ini, ada juga beberapa kelemahan yang harus diperhatikan oleh orang-orang. Salah satu yang utama adalah kecanduan gadget.

Kecanduan gadget menjadi semakin umum di era sekarang, dengan semakin banyak orang mengembangkan obsesinya dengan tablet, ponsel atau perangkat elektronik lainnya. Menurut sebuah penelitian dari advance writers, orang-orang yang tidak menggunakan gadget mereka selama 1-3 hari waktu menunjukan sifat cemas, dan hanya kembali tenang setelah mereka kembali dapat mengakses gadget mereka.

smartphone
 

Gejala

Tanda yang paling umum dari kecanduan gadget adalah “rasa takut kehilangan informasi”. Orang-orang yang mengalami sindrom ini merasa bahwa mereka harus tetap online secara terus-menerus agar tidak melewatkan sesuatu yang menarik atau menyenangkan, yang mungkin dibagikan oleh teman-teman mereka.

Hal yang sama mengacu pada rasa takut kehilangan berita penting, atau pesan mengenai kesehatan teman atau kerabat. Gejala ini juga dapat memanifestasikan dirinya dalam keinginan untuk mengomentari setiap hal kecil yang terjadi secara online. Ini mungkin dilakukan agar orang tersebut merasa bahwa dia berpartisipasi dalam kehidupan teman mereka.

Berbagai gejala lain mungkin termasuk sindrom ponsel phantom. Yang satu ini sangat umum di antara orang-orang, yang memiliki ketergantungan pada gadgetnya.

Dalam sindrom ini, pengguna gadget sering merasa bahwa ponsel mereka bergetar atau berdering, atau mengingatkan mereka tentang adanya pesan yang masuk. Namun, ketika diperiksa, tidak ada pesan atau peringatan semacam itu, itu hanya imajinasi mereka. Ini biasanya disebabkan oleh kecemasan untuk menggunakan telepon, atau dorongan untuk menjawab semua email dan pesan masuk secara segera setelah menerimanya.

gadget

 

Konsekuensi

Kecanduan gadget juga dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan untuk berfokus pada suatu hal. Contoh yang paling mudah dari hal ini adalah banyaknya orang yang mengalami masalah kurang konsentrasi atau hilang nya kemampuan untuk fokus pada sesuatu untuk jangka waktu yang lama. Mereka juga cenderung menjadi pelupa, dan adanya penurunan dalam pengambilan keputusan.

Terdapat juga masalah fisik yang secara langsung berkaitan dengan kecanduan terhadap gadget termasuk sakit kepala reguler, rabun jauh, pegal di punggung dan leher (karena bersandar).

Beberapa peneliti juga menghubungkan masalah kecanduan gadget dengan kesuburan.  Mereka mengklaim bahwa over exposure terhadap gelombang elektromagnetik / medan yang dipancarkan oleh gadget menjadi penyebab utama hal ini.

Selain itu, stres dan kecemasan juga merupakan kondisi yang dihasilan dari kecanduan gadget, karena seseorang selalu mencoba untuk membandingkan kehidupan mereka sendiri dengan kehidupan virtual orang lain, sehingga menciptakan gangguan secara mental.

Untuk berusaha menghindari hal ini, kami menyarankan mengurangi penggunaan Gadget di luar jam kerja, terutama di dalam rumah. Ponsel pintar sekarang begitu mudah tersedia bagi kita sehingga kita lupa akan bahaya yang berpotensi merusak diri kita. Perhatian khusus harus diambil saat menangani gadget sepanjang hari, karena dapat menimbulkan berbagai masalah di masa depan.

 

Artikel Terkait: