Jepang Pertimbangkan Larangan Penggunaan Perangkat Huawei dan ZTE, Bagaimana dengan Indonesia ?
Huawei dan ZTE tidak asing dengan skandal keamanan dan spionase dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sulit untuk sepenuhnya memahami keseluruhan dari klaim tersebut secara akurat, sudah sangat jelas bahwa kedua perusahaan asal China ini sedang diserang oleh Amerika Serikat.
Faktanya, banyak hal yang telah terkuak dengan sangat cepat dalam skala internasional untuk kedua perusahaan ini, ditambah dengan banyaknya negara lain, termasuk Australia, Selandia Baru dan Inggris yang mengambil langkah-langkah preventif dari kedua perusahaan tersebut.
Dengan mempertimbangkan semua alasan tersebut, ditambah dengan penangkapan CFO Huawei baru-baru ini, benar-benar tidak mengejutkan mendengar bahwa Jepang sedang mempertimbangkan langkah-langkah perlindungannya sendiri.
Tidak seperti skandal dengan AS yang sedang berlangsung, tindakan yang dilakukan Jepang adalah segera mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keamanan informasi mereka.
Selain potensi kerugian dalam bisnis smartphone Huawei, konsekuensi yang lebih parah yang dapat dihadapi dua perusahaan asal Cina tersebut adalah pukulan besar bagi cabang-cabang perusahaan mereka. Keduanya adalah pemain infrastruktur seluler utama. Huawei menyuplai beberapa peralatan jaringan ke NTT Docomo dan KDDI Corp. Kemudian ada juga kemitraan jangka panjang Huawei dengan SoftBank Group Corp (pemilik saat ini dari Sprint Corp AS) dengan rencana yang ada untuk bermitra dalam uji coba 5G.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina Geng Shuang telah menyatakan keprihatinan serius tentang situasi kedua perusahaan tersebut. Saham ZTE di Shenzhen sedang mengalami kemerosotan sampai 5,7 persen dalam aksi jual saham global. Bagaimana dengan Indonesia ? apakah pemerintah juga akan menanggapi isu tersebut ?