Vin Diesel Dituntut atas Pelecehan Seksual oleh Mantan Asistennya
Vin Diesel dituduh melakukan pelecehan seksual, diskriminasi, pemutusan hubungan kerja yang tidak semestinya, dan berbagai klaim lainnya dalam gugatan baru yang diajukan oleh mantan asistennya di Los Angeles.
Pertama kali dilaporkan oleh Vanity Fair, gugatan baru ini diajukan oleh Asta Jonasson, yang bekerja untuk perusahaan Diesel pada tahun 2010. Gugatan tersebut menuduh bahwa Diesel menjepit Jonasson, meraba-raba, dan memaksanya untuk menyentuh penisnya yang sedang ereksi, di antara tuduhan-tuduhan lainnya. Jonasson juga mengklaim bahwa karyawan One Race lainnya melakukan tindakan yang tidak diinginkan selama masa kerjanya di perusahaan tersebut.
Jonasson, yang dipekerjakan untuk menemani Diesel ke pesta-pesta dan mengatur acara-acara di antara tugas-tugas lainnya, diduga dipecat tidak lama setelah kejadian tersebut. Dia mengatakan bahwa dia bekerja untuk One Race kurang dari dua minggu.
“Nona Jonasson dipecat karena dengan berani melawan serangan seksual Vin Diesel, Vin Diesel akan dilindungi, dan serangan seksualnya ditutup-tutupi,” demikian isi pengaduan tersebut. “Nona Jonasson merasa tidak berdaya, harga dirinya dihancurkan, dan dia mempertanyakan kemampuannya sendiri dan apakah karier yang sukses akan mengharuskannya untuk menukar tubuhnya demi kemajuan.”
Sebelum mengambil posisi tersebut, Jonasson mengatakan bahwa ia menandatangani perjanjian kerahasiaan yang mencegahnya untuk melaporkan kejadian tersebut. Dia akhirnya mengajukan gugatan hukum berkat undang-undang Speak Out di California, yang memberikan pengecualian dari NDA dalam kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi pada tahun 2009 atau setelahnya.
Insiden tersebut diduga terjadi saat Diesel sedang syuting Fast Five. Diesel telah menjadi sosok kontroversial di tahun-tahun setelahnya, dengan sutradara Fast X, Justin Lin, berhenti dari produksi film tersebut karena perbedaan pendapat dengan sang aktor.
